Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara khusus meninjau proses pembangunan gedung pertemuan dan hotel yang diperuntukkan bagi pertemuan puncak Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada Oktober 2013.
Kali ini adalah untuk kedua kalinya Presiden Yudhoyono meninjau proses pembangunan gedung pertemuan yang nantinya akan menyambut para pemimpin Asia Pasifik, termasuk Presiden Amerika Serikat, dan Perdana Menteri China itu, setelah Desember 2012.
"Tempat retreat dan sarana pendukung yang lain Insya Allah bisa selesai pada waktunya. Saya melihat langsung progresnya," kata Presiden didampingi para pengembang dan sejumlah anggota Komite Ekonomi Nasional (KEN).
Tidak hanya meninjau bakal ruang pertemuan, Presiden Yudhoyono juga melakukan peninjauan ke halaman gedung yang diperuntukkan untuk taman.
Melihat halaman gedung yang masih berupa lahan kosong, Presiden meminta agar proses pembangunan taman dilakukan paralel dengan pembangunan gedung sehingga tanaman akan telah tumbuh dengan bagus pada Oktober nanti.
"Tamannya dibikin sekarang supaya nanti sudah jadi. Jangan bongkahan saja," kata Presiden yang langsung disanggupi oleh pihak pengembang dari Agung Podomoro Group Trihatma Kusuma Haliman.
Lebih lanjut Presiden Yudhoyono mendengarkan penjelasan mengenai rincian dari bangunan gedung yang rencananya menghadap langsung ke laut dengan dinding kaca dan atap tanaman.
Presiden Yudhoyono juga memperoleh jaminan jika gedung pertemuan yang menjadi satu dengan hotel yang bernaung dibawah jaringan Sofitel Accor itu akan siap sebelum Hari Raya Idul Fitri tahun ini yang jatuh pada bulan Agustus karena saat ini seluruh strukturnya telah selesai dan telah memasuki tahap akhir antara lain pengecatan, pemasangan ubin dan perabotan.
Ia juga mendapatkan penjelasan jika presidential suite seluas 500 meter persegi dengan bangunan 300 meter persegi akan memiliki jalan yang cukup lebar untuk akses mobil kepresidenan ataupun pemadam kebakaran.
Pada kesempatan itu Presiden Yudhoyono menyampaikan jika Indonesia memiliki tradisi menjadi tuan rumah yang sukses untuk acara-acara internasional, baik dalam hal penyelenggaraan maupun dalam hal konten.
Menurut Presiden, kesuksesan itu diperlukan agar para tamu penting itu terkesan dan memiliki kenangan indah tentang Indonesia yang akan mendorongnya untuk kembali lagi dan mengajak yang lain.
Presiden juga mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan busana khas Bali untuk dikenakan oleh para pemimpin perekonomian dunia anggota APEC itu.
Pertemuan APEC memiliki tradisi unik yaitu para pimpinan ekonomi dunia itu akan berfoto dengan pakaian khas negara tuan rumah. Saat menjadi tuan rumah APEC pada 1994 di Bogor, Indonesia meminta para kepala pemerintahan itu mengenakan kemeja batik.
Menurut Presiden, APEC kali ini akan membahas upaya menjaga pertumbuhan ekonomi di kawasan dan menjaga ketahanan ekonomi regional dalam menghadapi krisis ekonomi global.
Gedung pertemuan baru itu berlokasi di kawasan Nusa Dua, Bali, yang populer sebagai tempat berlangsungnya acara-acara internasional.
Saat Indonesia menjadi tuan rumah KTT ASEAN pada 2011, penghelatan akbar negara-negara Asia Tenggara itu juga digelar di sebuah gedung baru di kawasan Nusa Dua yaitu Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). (Ant)
Sumber